ASSALAMU ALAIKUM. SODARAKU SEMUA ""TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI TEMPAT KAMI"" JANGAN SEGAN YA .....UNTUK KEMBALI LAGI""

Jumat, 17 Februari 2012

KHOTMIL QUR'AN

KHOTMIL QUR'AN

Sejarah Khotmil Qur’an
Allah menurunkan Al-Qur’an kealam dunia ini dengan maksud dan tujuan yang mulia , sebagai peeetunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia. Petunjuk Al-Qur’an mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut kepada setiap pribadi muslim dituntut mempelajari, mengamalkan ajaran Al-Qur’an secara konsekuen dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an bukanlah sekedar untuk disimpan di tempat tertentu, tetapi adalah untuk dibaca, dipelajari, direnungkan segala isi dan kandungannya, serta diperaktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam surat Al-Isra’ ayat 9 di sebutkan :
إن هذا اقرءان يهدي للتى هي أقوم ويبشر المؤمنين الذين يعملون الصلحت أن لهم أجرا كبيرا (٩)
Artinya :
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal-amalshalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepada umat manusia.seperti yang dikemukakan di atas, bahwa membaca Al-Qur’an merupakan suatu ibadah yang akan mendapatkan ganjaran / pahala dari Allah SWT. Pada hari qiyamat nanti. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. Yang menyatakan :
من قرأ حرفا من كتاب الله تعالى فله حسنة وحسنة بعشر أمثالها.لااقول الم حرف ولكن عالف حرف ولام حرف وميم حرف.
Artinya :
“Barang siapa membaca satu huruf Kitab Allah (Al-Qur’an), maka ia mendapat satu kebaikan. Dan setiap satu kebaikan mendapat sepuluh yang semisalnya. Tidaklah aku katakana bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif sqatu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”.
Firman Allah :
إنه لقرأن كريم (الواقعة : ۷۷)
Artinya :
“Sesunggunya Al-Qur’an adalah bacaan yang sangat mulia” (Qs. Al-Waqi’ah :77)
Apabila kita membaca firman Allah yang beerhubungan dengan keutamaan Al-Qur’an, beliau selalu menganjurkan umatnya agar memperbanyak membaca Al-Qur’an, baik dikala senang maupun susah. Dengan demikiaqn akan terciptalah ketenangan dalam hati, sebagi obat dan rahmat bagi umat yang beriman kepada-Nya.
Yang beriman bathinnya akan terobati dengan pengajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Firman Allah :
ياايهاالناس قد جاء تكم مو ظة من ربكم وسفاء لمافى الصدوروهدي ورحمة للمؤمنين
Artinya :
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepada pelajaran dari tuhan mud an obat bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan pentunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57)
Dapat dipastikan bahwa Al-Qur’an yang paling banyak dibacaumat manusia disbanding lainnya, hal ini menunjukkan suatu bukti keistimewaan Al-Quran. Dapat disaksikan bahwa Al-Qur’an selalu dibaca, baik di rumah-rumah, mushollah, maasjid, maupun ditempat lainnya, baik perorangan maupun berkelompok atau lebih umum di sebut khotmul qur’an.
Waktu dulu orang sangat percaya pada hari nahas, yaitu Rabu ajhir di bulan safar. Kepercayaan merreka bahwa hari itu turun bala, bencana dan mala petaka ke kampung-kampung dan kota-kota, sebab itu sebagian mereka pergi ke luar kampong atau ke kampung-kampung berkelah namanya. Supaya terhindar dari bala dan mala petaka dan ada tangkalnya dengan kepercayaan yang salah, seperti maminta dan menjamuke tempat sakti-sakti, atau berkaul ke kuburan-kuburan keramat. Dalam tradiisi Jawa ada istilah peringatan ketujuh hari atau peringatan kematian (haul), atau biasa juga kalau ibu-ibu hamil pertama biassanya diadakan tingkeban, biasanya peringatan semacam itu diadakan upacara. Disinilah para ulama temp dulu membelikkan kepercayaan yang salah.

YASKIN

KARIS


YULI

TEGAR LUTFIANTO

GUSDUR

DICKY

Kamis, 16 Februari 2012

SARAH SABRINA

SITI

DWI F.M

ROSI

TIKA


FAWA IDATUZ ZUHDAH


MARATUS SHOLIKAH



FITRI


EVI NUR ROHMAH


UMI NUR AZIZAH


H.SETYORINI

ARUM RUMIATI


ATIKA NUR M


NUR HALIMAH


ANGGIT P


MAHFUD

MIFTAH NUR ROHMAN


A.MUFIDZIN


MARTIN


SIGIT


TOTOK RIANTO


IMRON MA'RUF


S.SANDI ASNAWI


SHODIQ WINARKO


ERLAMBANG

M.NUR KHOLIK

M.NUR KHOLIS


AYIZ

MAFTUH


ANDAN MASHURI


SAIFUDIN


HERI SETYAWAN



IBNU MUSTOFA


FAJAR

Kunci Rizki; Istighfar dan Taubat

Diantara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampunan) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan). Untuk itu, pembahasan mengenai pasal ini saya bagi menjadi dua pembahasan:
a. Hakikat istighfar dan taubat.
b. Dalil syar’i bahwa istighfar dan taubat termasuk kunci rizki.
A. Hakikat Istighfar dan Taubat
Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan,
“Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat ke-padaNya”
Tetapi kalimat-kalimat di atas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta.
Para ulama  semoga Allah memberi balasan yang sebaik-baiknya kepada mereka telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat.
Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani menerangkan: “Dalam istilah syara’, taubat adalah meninggalkan dosa karena ke-burukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berke-inginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha mela-kukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna”
Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menjelaskan: “Para ulama berkata, ‘Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama,hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali per-buatan (maksiat)nya.Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.
Jika taubat itu berkaitan dengan manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika ber-bentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengem-balikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau seje-nisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk mem-balasnya atau meminta maaf kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.”
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani adalah “Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun.” (Nuh: 10).
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
B. Dalil Syar’i Bahwa Istighfar dan Taubat Termasuk Kunci Rizki
Beberapa nash (teks) Al-Qur’an dan Al-Hadits me-nunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rizki dengan karunia Allah . Di bawah ini beberapa nash dimaksud:
1. Apa yang disebutkan Allah  tentang Nuh  yang berkata kepada kaumnya :
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12).
Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut dengan istighfar.
  1. Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan fir-manNya: “Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.”
  2. Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas radhiallaahu anhu berkata ” ” adalah (hujan) yang turun dengan deras.
  3. Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak. Dalam menafsirkan ayat:Atha’ berkata:“Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian”.
  4. Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
  5. Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai. Imam Al-Qurthubi berkata: “Dalam ayat ini, juga disebutkan dalam (surat Hud) adalah dalil yang menunjukkan bah-wa istighfar merupakan salah satu sarana meminta ditu-runkannya rizki dan hujan.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata: “Makna-nya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa mentaatiNya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, mem-banyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu (untuk kalian).”
Demikianlah, dan Amirul mukminin Umar bin Khaththab  juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah .
Muthrif meriwayatkan dari Asy-Sya’bi: “Bahwasanya Umar  keluar untuk memohon hujan bersama orang ba-nyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, ‘Aku tidak mendengar Anda memohon hujan’. Maka ia menjawab, ‘Aku memohon diturunkannya hujan denganmajadih langit yang dengannya diharapkan bakal turun air hujan. Lalu beliau membaca ayat:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” (Nuh: 10-11).
Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya ketu-runan dan kekeringan kebun-kebun.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bah-wasanya ia berkata: “Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah!” Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah!” Yang lain lagi berkata kepadanya, “Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!” Maka beliau mengatakan kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah!” Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, “Beristighfarlah kepa-da Allah!”
Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan: “Maka Ar-Rabi’ bin Shabih berkata kepadanya, ‘Banyak orang yang mengadukan bermacam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk beristighfarMaka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, ‘Aku tidak mengata-kan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12).
Allahu Akbar! Betapa agung, besar dan banyak buah dari istighfarYa Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-ham-baMu yang pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Amin, wahai Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus MakhlukNya.
2. Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan ten-tang seruan Hud  kepada kaumnya agar beristighfar.
“Dan (Hud berkata), ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’.” (Hud:52).
Al-Hafizh Ibnu katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan: “Kemudian Hud  memerintahkan kaumnya untuk beristighfar yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman:
“Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atas-mu”.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat taubat dan istighfardan mudahkanlah rizki-rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa. Amin, wahai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
3. Ayat yang lain adalah firman Allah:
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat.” (Hud: 3).
Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang beristighfar dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya:
Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu.” Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas adalah, “Ia akan menganugerahi rizki dan kelapangan kepada kalian”.
Sedangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan: “Inilah buah dari istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberi kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian.
Dan janji Tuhan Yang Maha Mulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata: “Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa beristighfar dan ber-taubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah menganugerahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentu-kan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang dite-tapkan”.
4. Dalil lain bahwa beristighfar dan taubat adalah di antara kunci-kunci rizki yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah  bersabda:
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitan-nya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka”.
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu,  mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang mem-perbanyak istighfar.Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, yang Memiliki kekuatan akan mem-berikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik dalam hatinya.
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada, sekali lagi hendaknya waspada, dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab itu adalah pekerjaan para pendusta.

FAJAR AZIZI ( TOJI )


9 Kebiasaan Refresh Otak



otak 9 Kebiasaan Refresh Otak
Terkadang kita sering merasakan jenuh dengan aktivitas sama setiap harinya dapat menimbulkan depresi. Kebosanan ini juga bisa membuat otak Anda merasa ‘kurang tertantang’. Jika Andasering mengalami hal ini, jangan diam saja. Lakukan latihan berikut ini yang bisa membuat Anda seperti memiliki otak ‘baru’.


BUDI ASNURI


SUPRIYANTO


IRFAN B.K


SUYONO


KETUA ( C. SULTONI )